Tumbuhkan Percaya Diri dengan Tutor Sebaya pada Materi Debat
Oleh
Aji Dwi Pratikno, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia, SMA Negeri 1
Kutasari
Mata pelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan untuk
membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator,
pemikir (termasuk pemikir imajinatif), dan menjadi warga negara Indonesia yang
melek literasi dan informasi. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan membina
dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berkomunikasi yang diperlukan
peserta didik dalam menempuh pendidikan, hidup di lingkungan sosial, dan
berkecakapan di dunia kerja. Dalam kenyataannya belajar bahasa Indonesia masih
menjadi hal yang tidak mudah bagi peserta didik. Masih banyak terdapat kendala
dalam belajar bahasa Indonesia, walaupun bahasa Indonesia adalah bahasa asli
bagi peserta didik di Indonesia.
Salah satu materi dalam pembelajaran bahasa Indonesia
adalah debat. Suherli (2016:184) mengatakan bahwa debat merupakan kegiatan
untuk mempertahankan pendapat dengan disertai argumen yang mendukung pendapat.
Dalam pembelajaran debat masih muncul hambatan-hambatan belajar yang muncul
dari dalam diri peserta didik, antara lain rendahnya rasa percaya diri,
kurangnya kemampuan berbicara, kurangnya kemampuan mengembangkan argumentasi
mulai dari mengembangkan isi
dengan topik, struktur isi, kualitas isi, dan kuantitas isi. Hal utama yang
harus dimiliki seorang peserta didik untuk menguasai keterampilan debat adalah
rasa percaya diri.
Berkaitan dengan hal
tersebut, diperlukan sebuah metode pembelajaran yang tepat sehingga mampu
meningkatkan rasa percaya diri dalam diri peserta didik dan sekaligus mengantarkan
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tutor sebaya kiranya
menjadi solusi untuk mengatasi hambatan belajar tersebut. Tutor sebaya ini
merupakan bagian dari pendekatan kooperatif yang dapat meningkatkan prestasi peserta
didik karena peserta didik membimbing satu sama lain dalam pokok bahasan yang
mereka pelajari.
Menurut Suherman, dkk
(2003: 34) tutor sebaya adalah sekelompok peserta didik yang telah tuntas
terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Bantuan
belajar oleh tutor sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa tutor sebaya
lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan,
rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan peserta didik yang
kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya sehingga seluruh peserta didik dapat tuntas dalam pembelajaran
(Sukmadinata, 2007: 55).
Langkah-langkah yang
dilakukan oleh guru sebagai berikut. Pertama, guru menetapkan materi
pembelajaran yaitu mempraktikkan debat bahasa Indonesia. Materi ini kemudian
diramu sesuai dengan kebutuhan peserta didik untuk mempelajari cara/praktik
debat. Kedua, menyusun RPP dengan memasukkan metode tutor sebaya ke dalam RPP
tersebut. Langkah-langkah dalam RPP disesuaikan dengan model pembelajaran yang
digunakan.
Langkah ketiga adalah
melaksanakan proses pembelajaran dengan metode tutor sebaya. Dalam proses
pembelajaran, kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut. (1) Membagi peserta
didik menjadi kelompok heterogen. Satu peserta didik dipilih sebagai tutor
dalam kelompoknya. Penentuan tutor dipilih berdasarkan hasil observasi guru dan
melihat hasil penilaian peserta didik; (2) Peserta didik berkelompok sesuai
instruksi guru. Dalam kelompoknya, peserta didik dibimbing oleh teman sebaya
untuk menyusun argumen sesuai dengan mosi yang dibahas; (3) Setelah menyusun
argumen, peserta didik berlatih menyampaikan argumen secara lisan. (4) Dengan
dibimbing oleh tutor, peserta didik diberi masukan tentang kekurangan-kekurangan
ketika menyampaikan argumen secara lisan; dan (5) Peserta didik melakukan debat
dengan berkompetisi antarkelompok. Kelompok lain memberikan penilaian.
Langkah terakhir adalah
dari rangkaian proses pembelajaran tersebut, guru melakukan penilaian, bersama
peserta didik membuat simpulan dan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. Jangan lupa, selama proses berkelompok, guru melakukan pengamatan
jalannya kegiatan bimbingan tutor sebaya, jangan dilepas begitu saja.
Penerapan tutor sebaya
dalam pembelajaran debat ternyata mampu memberikan dampak positif dalam proses
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran membuat peserta didik belajar aktif dan
tidak bergantung pada guru. Guru sebagai mediator dan menjadi kunci terakhir
ketika peserta didik sudah tidak dapat menyelesaikan masalah. Peserta didik
memanfaatkan berbagai sumber belajar dan media belajar yang dekat dengan diri
mereka. Peserta didik terlibat aktif dalam pemanfaatan sumber dan media
belajar. Muncul motivasi belajar dari dalam peserta didik. Dengan dibimbing
oleh tutor sebaya dan memanfaatkan media belajar, peserta didik lebih
termotivasi untuk belajar.
Tumbuh rasa percaya diri
selama proses pembelajaran. Dengan adanya tutor sebaya ini, dampak positif
muncul dalam ranah psikis. Rasa percaya diri dalam diri peserta didik tumbuh baik.
Lunturnya rasa takut, malu, dan rendah diri menjadi indikator bahwa peserta
didik lebih percaya diri. Tutor sebaya memberikan dampak pada pengendalian
sikap negatif peserta didik. Sesama peserta didik saling menegur ketika muncul
sikap negatif sehingga pembelajaran menjadi kondusif. Selain itu, tutor sebaya menjembatani sikap
berani bertanya pada diri peserta didik masih mengalami kesulitan dalam
belajar.
Daftar Pustaka
Harijanti, S. (2020). Modul pembelajaran SMA
bahasa dan sastra Indonesia Kelas XI. Mengidentifikasi pendapat narasumber
dalam debat.
Nurkhin, Ahmad. "Efektivitas Pembelajaran Tutor
Sebaya Dalam Pembelajaran Akuntansi Biaya I." Dinamika Pendidikan 8.1
(2013).