oleh Aji Dwi Pratikno
Seiring dengan perkembangan zaman, kini berbagai hal
semakin dimudahkan. Sarana-sarana penunjang kebutuhan hidup terus dimutahirkan
Perkembangan tersebut, jamak disebut era Globalisasi. Secara sederhana, globalisasi
dapat diartikan suatu proses yang mencakup keseluruhan bidang kehidupan, sehingga
tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata. Perkembangan
paling pesat di era globalisasi adalah Teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi informasi dan komunikasi di era global saat ini
sangat bermacam-macam, salah satunya media elektronik. Media
elektronik merupakan kebutuhan hidup setiap orang. Mulai dari anak-anak,
remaja, sampai orang dewasa pasti tidak akan lepas dengan media elektronik. Ada
banyak jenis media elektronik, di antaranya
televisi, laptop, dan gadget. Mulai
dari perabot rumah tangga sampai alat komunikasi.
Diantara banyaknya media elektronik, gadget merupakan media
elektronik yang paling terkenal dan populer.
Gadget atau yang sering disebut handphone merupakan media elektronik yang ukurannya kecil dan mudah
dibawa kemana-mana. Saat ini gadget merupakan
suatu kebutuhan setiap orang, tidak terkecuali terutama pelajar. Apabila
disadari, pelajar saat ini lebih suka berdiam diri dengan ditemani gadget
mereka. Mereka seakan lupa akan aktifitas dan membuang waktunya secara percuma.
Mereka bahkan melalaikan kewajibannya sebagai seorang pelajar, yaitu belajar.
Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.
Pengaruh gadget dapat menurunkan minat baca para pelajar sehingga prestasi
belajar para siswa menurun dan mengakibatkan Indonesia kalah saing dengan
negara-negara di dunia Pasalnya, di dalam gadget banyak
sekali aplikasi-aplikasi yang ditampilkan. Ada Facebook,
Twitter, Instagram, Whatsapp, Google, dan Game-game menarik. Setiap
aplikasi-aplikasi tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Meskipun demikian, tidak dipungkiri juga gadget banyak
manfaat yang dapat kita peroleh. Mudahnya mendapat informasi dan kemudahan
berkomunikasi merupakan salah satu fungsinya. Selain itu, kita juga terbantu
dalam menyelesaikan pekerjan. Sehingga pekerjaan kita menjadi lebih ringan dan
tidak begitu melelahkan.Namun, dibalik kelebihan-kelebihan itu, terdapat juga
beberapa kelemahan gadget. Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya kita akan
lupa waktu. Memang sudah biasa, orang yang sudah memegang gadget pasti akan
melupakan segala hal terutama waktu. Mereka terlalu asik menggunakan
apalikasi-aplikasi yang ada di gadget. Mereka tidak memedulikan kehidupan
sosialnya. Mereka lebih bersifat egois dan tidak mempedulikan orang lain.
Satu di antara kelemahan-kelemahan tersebut, yaitu dapat meningkat kemalasan pada generasi muda dan pada tehap
lanjut, tergaadainya kecerdasan anak bangsa. Kecerdasan anak
bangsa ini menurun karena rendahnya minat baca setiap orang. Mereka terlalu
asik dengan dunianya sendiri. Mereka tidak mementingkan membaca.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) membaca adalah
melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya
dalam hati). Membaca jug adapt diartikan menggali informasi dan wawasan kita
melalui bacaan. Banyak orang beranggapan, membaca itu membaca buku, baik buku
referensi, buku fiksi, buku non fiksi maupun artikel. Tetapi sebetulnya membaca
itu tidak hanya membaca buku saja, tetapi kita bisa membaca dari
sumber bacaan di internet. Tetapi saat ini, orang lebih suka menggunakan
internet untuk hal-hal yang kurang baik. Seharusnya kita bisa memanfaatkan
media dan perkembangan zaman. Bukan malah dimanfaatkan dan diperbudak oleh
zaman.
Memang menurut sebagian orang, membaca itu membosankan dan
melelahkan. Apalagi setelah melihat rangkaian-rangkaian huruf yang disusun menjadi kalimat, pasti mereka sudah malas
membacanya. Padahal dengan membaca, ada
banyak sekali manfaat yang kita peroleh, diantaranya mendapatkan informasi dan
pengetahuan yang banyak. Bayangkan saja apabila kita suka membaca buku, entah
itu buku fiksi, buku non fiksi maupun artikel ataupun yang bersumber dari
internet pasti kita akan menjadi orang yang
pintar dan peka terhadap kehidupan. Karena di dalam buku-buku tersebut
terdapat nilai-nilai kehidupan dan pengetahuan-pengetahuan banyak.
Selain itu, dengan membaca kita bisa menjelajah dunia.
Menjelajah dunia dapat diartikan menggali informasi dan wawasan kita tentang
dunia. Tetapi banyak orang yang menganggap
menjelajah dunia itu berkeliling Negara untuk berlibur atau berekreasi. Tetapi
sebenarnya menjelajah dunia itu, mengetahui informasi-informasi penting dari
Negara tertentu atau mencari tahu sejarah Negara itu.
Sayangnya, kesadaran membaca
masyarakat Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hasil
penelitian UNICEF menyebutkan bahwasannya minat baca orang Indonesia tergolong
rendah. Kalau dipresentasikan hanya ada pada kisaran 0,01 persen yang
mengindikasi satu buku dibaca oleh seribu orang diIndonesia. Seperti yang
dibuktikan UNESCO melalui surveinya, minat baca masyarakat Indonesia hanya
0,001 persen dari jumlah penduduk yang ada. Begitu juga hasil riset Programme
For Internasional Student Assessment (PISA), dari 65 negara peserta yang
diriset pada anak usia 15 tahun untuk kemampuan matematika, sains dan membaca,
Indonesia berada pada posisi ke 64. Sungguh
hal itu sangat memprihatinkan. Padahal sebenarnya banyak manfaat yang dapat
kita peroleh dari membaca, selain mendapat informasi. Dengan membaca kita tidak
mudah lupa, karena otak akan selalu berfikir, dan fungsi fungsi otak pun akan
terpacu. Selain itu, kita juga dapat menjadi orang yang peka.
Pada tahun 2010 konon di dunia sudah terdapat lebih dari
25 juta orang manusia menggunakan telepon genggam dalam keseharian hidup
mereka. Di tahun-tahun ke depan, diprediksikan jumlah itu akan terus bertambah.
Di antara sekian banyak orang yang menggunakan telepon genggam itulah
masyarakat bangsa Indonesia sepertinya ke mana pun hanya disibukkan dengan
penggunaan telepon genggam. Mari kita mengingat-imngat, ketika kita berada di
ruang tunggu tertentu, entah di ruang tunggu bandara atau ruang publi lainnya,
sebagian besar hanya sibuk dengan piranti elektronik itu. Berbeda sekali dengan
orang asing misalnya yang berasal dari Eropa dan Amerika, yang kebetulan sedang
berada di Indonesia. Begitu mereka duduk dan harus menunggu jadwal kedatangan
atau keberangkatan moda transprotasi tertentu, mereka langsung membuka
buku-buku atau surat kabar yang kebetulan mereka bawa.
Kebiasaan membaca yang rendah dipastikan juga akan
melahirkan angka yang lebih rendah pula bagi rating kecepatan membacanya.
Tidaklah mengherankan jika kecepatan membaca masyarakat kita sesungguhnya
memang berada jauh di bawah kecepatan rata-rata membaca masyarakat
negara-negara di Eropa dan Amerika.
Di ranah agama, khususnya di Islam, Allah
juga memerintahkan kita untuk gemar membaca. Hal ini tertuang dalam Al-Quran,
surat al-‘alaq ayat 1 yang artinya bacalah. Selain itu, pada zaman sahabat nabi
, mereka juga gemar membaca. Mereka rela mengorbankan harta bendanya hanya
untuk membeli buku. Mereka juga rela melakukan perjalanan jauh selama
berhari-hari hanya untuk membeli buku.
Apabila kita detail, para
ilmuwan-ilmuwan di belahan dunia manapun
hebat karena mereka haus akan ilmu. Negara-negara seperti Jepang, Cina dan
Amerika memi orang hebat dan pintar
karena warganya memiliki minat baca yang tinggi. Kemanapun dan dimanapun mereka
berada mereka pasti selalu membaca. Hidup mereka selalu diwarnai oleh bermacam
macam pengetahuan.
Orang – orang Indonesia pun banyak yang dapat menaklukan
dunia karena haus ilmu dari
membaca. Kita dapat meneladani sosok Bapak Bahrudin Jusuf Habibie (B.J Habibie),
Bapak presiden RI ke 3, beliau dapat membuat pesawat dan dapat beasiswa di
Jerman karena hobi beliau yang gemar membaca. Beliau dapat memperkenalkan
indonesi ke dunia atas prestasinya. Selain beliau, ada juga sosok Ahmad Fuadi
seorang wartawan dan novelis, beliau juga dapat menjelajahi Negara Amerika
karena hobinya yaitu membaca.
Bayangkan saja jika orang-orang Indonesia dapat meneladani
sikap B.J. Habibie dan Ahmad Fuadi pasti Negara Indonesia akan menjadi Negara
yang maju dan dapat bersaing dengan Negara-negara lain. Bahkan kita juga akan dapat menaklukan
dunia. Artinya kekuatan yang perlu disadari masayarakat
Indonesia secara keseluruhan ialah kesadaran akan ilmu melalui membaca. Berangkat
dari hal tersebut, tentunya pekerjaan rumah itu yang paling berkapasitas
mewujudkannya adalah generasi muda. Seperti kata Bung Karno
berikan aku sepuluh pemuda maka aku akan menggetarkan dunia. Sepuluh pemuda
yang dimaksud Bung Karno dapat kita inteprestasi sebagai “para pemuda yamg memiliki
semangat tinggi, gemar
membaca, memiliki motivasi tinggi di ranah ilmu dan dedikasi pada bangsa.”
Terkait minat baca, sebenarnya
ada banyak cara yang dapat meningkatkan minat baca orang di Indonesia. Salah
satu diantaranya kita dapat memulai dengan membaca bacaan yang ringan. Selain
itu, kita juga harus mempunyai semangat yang tinggi dan juga motivasi yang
tinggi tentang pentingnya membaca. Setelah kita memiliki semangat dan motivasi
kita mulailah membaca entah itu membaca cerpen, membaca puisi ataupun membaca
novel. Mungkin awalnya kita agak sulit, tetapi lama kelamaan akan menjadi
terbiasa. Dan akhirnya kita dapat menjadikan membaca sebagai hobi. Idealnya memang membaca itu dilakukan dengan secara
terjadwal dan terprogram, bukan hanya pada saat-saat di mana Anda memiliki
waktu luang. Apabila sudah memiliki etos membaca yang kuat, mulai pelan-pelan
mebaca buku-buku teori maupun buku yang bermuatan lebih berat. Begitu
seterusnya.
Selain dari diri sendiri,
pemerintah juga dapat ikut andil dalam meningkatkan minat baca. Pemerintah dapat
melakukan sosialisasi tentang pentingnya membaca. Mealui pelaksanaan
perpustakaan keliling ke desa- desa yang
lebih masif dari segi waktu maupun bahan bacaan yang disediakan.
Berkaitan dengan hal tersebut, pihak
sekolah pun dapat ikut andil dalam meningkatkan minat baca anak bangsa. Sekolah
dapat melaksanakan program gemar membaca dan melakukan budaya literasi. Selain
itu, sekolah juga dapat memfasilitasi perpustakaaan sekolah dengan fasilitas
yang memadai sehingga para siswa akan tertarik mengunjungi perpustakaan. Artinya untuk menumbuhkan minat baca, menjadi
tenggungjawab seluruh elemen.
Sudah sepantasnya Indonesia dapat bersaing dengan Negara –
Negara di dunia. Sebenarnya Indonesia dapat bersaing dengan Negara-negara di dunia melihat
Indonesia merupakan
Negara yang kaya akan sumberdayanya baik sumber daya alam maupun manusianya.
Kita dapat mulai untuk memperbaiki
sumber daya manusianya agar menjadi manusia yang berkompeten dan mampu mengharumkan nama bangsa melalui integritas dan
potensi diri.